Ego Memisahkan Kita dari Jati Diri Kita
(Kutipan Maha Guru Ching Hai, Pertemuan Internasional)
Kebijaksanaan itu benar-benar penting; sementara ego, harus kita pangkas. Semakin sedikit ego, semakin baik. Sungguh disayangkan karena kita tidak benar-benar membutuhkan ego ini. Kita yang mengetahui segalanya, Kita yang ahli dalam hal ini dan ahli dalam hal itu – kita tidak butuh semua itu. Karena jika kita tidak memilikinya, maka kita lebih pintar. Kita akan menjadi lebih cerdas, lebih pintar, sungguh.
Satu-satunya alasan mengapa saya bisa melakukan banyak
hal dengan baik dan setiap orang menyukainya, mungkin, karena saya punya sedikit
atau bahkan tidak memiliki ego sama sekali. Saya senantiasa mengoreksi diri saya
sendiri untuk mengawasi apakah ada ego yang muncul. Mungkin yang
menjadi penyebab ego kalian tidak lenyap adalah karena kalian tidak memiliki
kesempatan untuk bergesekan dengan orang lain, tidak ada yang mengoreksi kalian,
tidak ada yang memperbaiki kalian; tidak ada yang memberitahu kalian apa yang
salah dengan diri kalian karena kalian tidak melakukan apapun dengan orang lain
atau kalian menduduki posisi yang sangat tinggi di dalam masyarakat, misalkan
kalian seorang pimpinan atau direktur, manajer, apapun; kalian merupakan orang
yang memerintahkan setiap orang apa yang harus dilakukan setiap saat dan tidak
ada orang yang berani membantah kalian. Juga, kadang-kadang bahkan sebagai
seorang praktisi, kalian tidak memiliki kesempatan untuk dikoreksi oleh siapapun.
Tapi jangan tersinggung; pangkaslah ego itu. Ya?
Tidaklah cukup hanya dengan bermeditasi. Kalian harus
dihadapkan pada banyak situasi agar bertumbuh. Kalian harus keluar dan juga
bereaksi dengan kenyataan agar lebih cerdas. Meditasi juga membantu, tapi jika
kalian tidak memiliki kesempatan untuk memolesnya, maka itu tidak berhasil.
Jika ada yang memarahi kalian, atau bahkan salah menuduh kalian, berterima
kasihlah pada orang itu. Itu bagus bagi kerendahan hati kalian; dan bahkan jika
itu tidak benar, juga bagus bagi diri kalian. Pada saat itu, kalian memeriksa
diri kalian lalu kalian tahu seberapa besar ego yang kalian miliki. Jika pada
saat itu kalian masih berkata, “Oh, saya orang yang sedemikian baik, mengapa dia
berkata begini dan begitu?” Dan kalian mengeluh sepanjang hari, lalu kalian
mulai membenci orang itu, maka hal itu tetap saja tidak baik. Bagaimanapun, jika
seseorang memperbaiki kalian dengan cara apapun, itu sangat bagus bagi diri
kalian. Kalian belajar dari kesalahan itu, dan menjadi semakin baik.
Tidak ada orang yang buruk, hanya ego yang buruk.
Sesungguhnya ego adalah musuh terburuk bagi setiap orang. Banyak
orang suka menyimpannya, itulah masalahnya. Jika kalian terlalu banyak
mendengarkan ego ini, kalian melupakan Diri agung kalian, kecerdasan Diri
kalian, kebijaksanaan Diri kalian. Itulah satu-satunya masalah. Sungguh kasihan
jika kalian terus mendengarkan ego itu, seperti kalian tahu terlalu banyak dan
semua itu. Maka kalian tidak mengetahui Jati Diri kalian.
Yang menjadi masalah utama adalah ego memisahkan kita dari Jati Diri kita,
yang benar-benar mengetahui segalanya. Jika kita mengira bahwa kita mengetahui
segalanya tentang dunia ini, maka kita tidak mengenali Jati Diri kita sendiri.
Itulah masalah terbesar tentang ego.
Ego adalah musuh terbesar. Kadang kala ego bahkan menghancurkan pernikahan,
menghancurkan hubungan percintaan, menghancurkan persahabatan, menghancurkan
kasih antara ibu dan putranya, atau ayah dan putrinya, karena ego senantiasa
menyebabkan konflik – tidak ingin melakukan apapun yang menyenangkan bagi ibu
atau ayah atau menyenangkan pasangan, hanya ingin melakukan hal yang menyebabkan
masalah. Hari demi hari seperti ini, jika seorang pasangan selalu menyebabkan
masalah, maka tentu saja hubungan pun putus. Kalian tidak bisa mengingat apapun
kecuali hal buruk dari satu sama lain–cendera mata yang buruk, kejadian buruk,
peristiwa buruk, hasil buruk – dan segala sesuatu tak pernah baik. Jadi, tentu
saja hubungan itu tidak bisa langgeng dengan cara seperti ini, pernikahan tidak
bisa berlanjut.
Ini hanya merupakan hal-hal fisik. Berbicara mengenai tingkatan spiritual, tentu
saja kalian bahkan jauh dari Diri kalian. Jika kalian agak melekat pada
pengetahuan duniawi, bahkan jika kalian tidak cukup banyak mengetahui namun
kalian mengira kalian banyak mengetahui, dan kalian melekat pada hal tersebut,
maka kalian tidak mengenali Jati Diri kalian. Misalnya, jika memiliki sesuatu di
depan kalian, walau hanya sebuah tirai tipis, kalian tidak bisa melihat diri
kalian di cermin. Tapi jika tirai tipis itu jatuh, maka kalian bisa melihat diri
kalian dengan jelas. Inilah masalah ego. Yang menghalangi orang-orang; yang
menghalangi Jati Diri kalian dan hal lain yang datang di dekat kalian. Lalu
membuat segalanya rusak atau hancur atau menyimpang; bukan hal yang nyata lagi.
Sungguh disayangkan. Ego bukanlah hal yang harus kita pertahankan. Itu merupakan
musuh kita. Sedikit pengetahuan yang kita sangka kita ketahui – itu bukanlah
pengetahuan sejati kita. Ego sangatlah sulit untuk dibuang, sangat, sangat sulit;
dan menghancurkan banyak hal di dunia ini. Menyebabkan perang. Menyebabkan
permusuhan dan kebencian, dan menghancurkan banyak negara. Orang yang tidak
memiliki ego tidak pernah ingin berperang dengan siapapun karena mereka bisa
melihat betapa tidak bergunanya hal-hal tersebut. Jadi, ego adalah musuh
terburuk bagi siapapun di dunia ini.
Hewan-hewan, mereka tidak punya ego. Anjing-anjing sejati, misalnya, tidak
memiliki ego sama sekali. Mereka sangat murni, itulah sebabnya mereka bisa
mengasihi kita setiap saat. Bahkan jika kita memarahi mereka, mereka segera
datang sambil mengibaskan ekor, saat kita datang dan mengasihi mereka. Mereka
tidak pernah menyimpan kebencian apapun di dalam hati walau hanya sedetik.
Kalian bisa melihat hal itu. Jadi jika kalian ingin melihat makhluk tanpa ego,
lihatlah pada anjing. Benar-benar seperti itu.
Sebagian besar hewan tidak memiliki ego sama sekali, sampai manusia ikut campur
dan merusak sifat dasar mereka. Itulah masalahnya. Kita manusia tidak hanya
merusak diri kita dengan sedikit hal yang kita sebut sebagai pengetahuan dunia,
tetapi kita juga merusak alam, dan kita juga merusak hewan. Kita memaksa mereka
bertingkah tidak karuan. Saya mengamati semua itu dan saya mengetahuinya. Itu
adalah kebenaran yang terjadi. Saya tidak hanya berbicara berdasarkan buku-buku
–tetapi benar-benar seperti itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar